Jurike dan Hj Eliza Bahas Peran Perempuan di Era Digital

Perempuan Berkarya: Diskusi Inspiratif di Festival Hari Ibu
Suara Perempuan Menggema: Diskusi Inspiratif di Festival Hari Ibu
JAKARTA, – Festival Hari Ibu, 22 Desember 2024 dengan menghadirkan berbagai kegiatan menarik, salah satunya adalah diskusi publik yang membahas peran perempuan di era modern. Acara yang berlangsung di Jl. Kalibesar Timur Kota Intan Kawasan Kota Tua Jakarta, ini menghadirkan narasumber inspiratif, yaitu Jurike Fratiwi, Ketua Perlindungan Hak Anak dan Perempuan KADIN Indonesia, dan Hj. Eliza Musnir, seorang inspirator. Diskusi ini dimoderatori oleh Herry Sulaiman, Ketua IPJI Jakarta.
Dalam diskusi tersebut, para narasumber membahas berbagai isu terkini terkait peran perempuan, mulai dari tantangan yang dihadapi perempuan dalam dunia kerja hingga pentingnya peran ibu dalam keluarga. Jurike Fratiwi menekankan pentingnya memberikan ruang bagi perempuan untuk berkarya dan berprestasi. “Perempuan memiliki potensi yang luar biasa. Kita perlu memberikan dukungan dan kesempatan yang sama agar mereka dapat berkontribusi secara optimal bagi bangsa,” ujarnya.
Jurike Fratiwi, dalam paparannya, menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan dalam dunia kerja, khususnya dalam memanfaatkan teknologi digital. Beliau menyoroti adanya kesenjangan digital gender yang masih perlu diatasi. “Perempuan harus diberikan akses yang sama terhadap teknologi dan pelatihan digital agar dapat bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif,” tegas Jurike.
Jurike Fratiwi menyarankan agar pemerintah dan berbagai pihak terkait dapat bekerja sama untuk mengurangi kesenjangan digital gender. “Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk program-program pemberdayaan perempuan, termasuk pelatihan digital,” ujarnya.
Jurike Fratiwi, memberikan pandangan yang mendalam tentang pentingnya mengatasi kesenjangan digital gender. “Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk program-program pemberdayaan perempuan, termasuk pelatihan digital. Dengan demikian, perempuan dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan berkontribusi lebih besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mewujudkan kesetaraan gender. “Perempuan tidak hanya sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai subjek pembangunan. Kita perlu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam semua aspek kehidupan,” ungkapnya.
Sementara itu, Hj. Eliza Musnir, seorang inspirator yang juga aktif di media sosial, berbagi pengalamannya dalam memanfaatkan platform digital untuk menginspirasi banyak orang. Beliau menekankan pentingnya literasi digital bagi perempuan agar tidak menjadi korban hoaks dan kekerasan di dunia maya. “Perempuan harus cerdas dalam menggunakan media sosial. Kita harus bisa membedakan informasi yang benar dan hoaks,” ujarnya.
Eliza Musnir mengajak para perempuan untuk saling mendukung dan menginspirasi. “Kita harus bersatu untuk mencapai kesetaraan gender,” tegasnya.
Eliza Musnir berbagi pengalaman dan inspirasi mengenai bagaimana seorang ibu dapat menyeimbangkan peran sebagai ibu rumah tangga dengan karier profesional. “Perempuan harus percaya diri dan tidak ragu untuk mengejar mimpi. Dengan dukungan keluarga, semuanya pasti bisa tercapai,” ungkapnya.
Hj. Eliza Musnir telah membuktikan bahwa seorang ibu tidak hanya berperan sebagai pengasuh, tetapi juga dapat menjadi pengusaha sukses. UMKM yang dikelolanya tidak hanya memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian masyarakat.”
UMKM yang dikelola oleh perempuan tidak hanya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dengan memberdayakan UMKM perempuan, kita telah memberikan kesempatan bagi mereka untuk meraih kemandirian ekonomi. Dengan produk batiknya, telah berhasil melestarikan warisan budaya Indonesia. UMKM yang berbasis pada nilai-nilai lokal tidak hanya memberikan nilai ekonomi, tetapi juga memperkuat identitas budaya bangsa.”
Moderator, Herry Sulaiman, Ketua IPJI DKJ, menjelaskan ibu ibu yang hebat seperti beliau itu sangat dibutuhkan fan sangat penting untuk memajukan bangsa indonesia ini.
Diskusi publik yang digelar dalam rangka Festival Hari Ibu 2024 telah menyuarakan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan bangsa. Para peserta, yang terdiri dari berbagai latar belakang, sepakat bahwa kesetaraan gender adalah kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.
Herry Sulaiman Ketua IPJI DK Jakarta, dengan tepat menyoroti peran krusial ibu sebagai pemimpin perubahan. Pendapat ini diperkuat oleh Ibu Jurike Fratiwi, Ketua Perlindungan Hak Anak dan Perempuan KADIN Indonesia, yang menegaskan bahwa perempuan memiliki potensi yang luar biasa. Dengan memberikan akses yang sama terhadap teknologi dan pelatihan digital, kita tidak hanya memberdayakan perempuan, tetapi juga membuka peluang baru bagi kemajuan bangsa. pentingnya peran perempuan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Ibu Jurike Fratiwi, dengan tegas menyatakan bahwa perempuan harus memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan pelatihan digital. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan. Dengan memberdayakan perempuan, kita tidak hanya meningkatkan kesejahteraan individu, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan,” jelas Herry Sulaiman.
Herry Sulaiman, dengan tepat menyoroti peran krusial ibu sebagai pemimpin perubahan. Ibu Hj. Eliza Musnir, dengan kiprahnya di dunia UMKM, menjadi bukti nyata bahwa perempuan, khususnya ibu, memiliki potensi luar biasa untuk memajukan bangsa. Diskusi ini telah membuka mata kita bahwa kepemimpinan tidak selalu identik dengan jabatan formal, tetapi juga dapat diwujudkan melalui tindakan nyata dalam keluarga dan masyarakat.

“Ibu bukanlah sekadar gelar, tetapi sebuah panggilan untuk memimpin perubahan. Diskusi ini telah menginspirasi kita semua untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi perempuan untuk berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik. Kekerasan seksual di dunia maya adalah ancaman nyata bagi perempuan. Namun, dengan kesadaran dan upaya bersama, kita dapat menciptakan ruang digital yang aman bagi semua,” tutur moderator Herry.
“Pemberdayaan perempuan bukan hanya tentang memberikan hak, tetapi juga tentang menciptakan peluang. Mari kita bersama-sama membangun ekosistem yang mendukung perempuan untuk meraih potensi maksimalnya,” tutup Herry Sulaiman Ketua IPJI DK Jakarta.

Diskusi ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Banyak peserta yang merasa terinspirasi dan mendapatkan wawasan baru mengenai peran perempuan di era modern. “Diskusi ini sangat bermanfaat. Saya jadi lebih memahami tantangan yang dihadapi perempuan saat ini, terima kasih kepada Pokjawarkotu yang telah mengelar acara ini, semoga ditahun depan digelar acara seperti ini lagi,” ujar salah satu peserta.
Melalui diskusi ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, diharapkan juga dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk terus berjuang dan meraih cita-citanya.(Pokjawarkotu) Indra